Alhamdulillah. UTS semester ini uda selesai. Sekarang aku mau cerita, masih tentang sakit mataku. Mudah-mudahan kamu yang membaca ceritaku bisa mengambil hikmahnya. Apa aja. Kemarin aku kembali mendatangi dokter spesialis mata yang merawatku. Namanya.. ah kalau aku beri tau namanya kamu belum tentu mengenalnya kan. Sudahlah, nggak terlalu penting.
Ketika beliau memeriksa mataku dengan alat.. entahlah, beliau terkejut. “Ini sudah parah sekali, Nabil.” Beliau kemudian membuka kelopak mataku yang bengkak. “Kornea kamu sudah kena,” lanjutnya, “virusnya sudah mengganas ini.”
Aku cuma diam saja. Berusaha mencerna kata-kata dokter. Setelah pemeriksaan selesai, beliau kemudian menggambar kondisi mataku di well.. semacam medical record mungkin, entahlah. Aku juga sempat melihat gambar kondisi mataku seminggu yang lalu.
Aku penasaran. Yang aku tahu mataku kena virus. Tapi aku kepingin tau lebih jelas lagi.
“Dok, sebenernya saya sakit apa sih?” tanyaku.
“Bla bla bla conjunctivitis. Itu penyakit yang disebabkan oleh bla bla bla.” Aku terlupa. Lalu aku berusaha mengulang apa yang dikatakan dokter.
“Kamu mau searching ya? Ada BB?”
“Nanti saya mau cari tau di rumah.”
Aku kemudian mengulang-ulang nama penyakit itu.
Dokter menjawab sambil terus menulis, “Oh gitu. Ya, nanti kamu cari saja conjunctivitis. Ada beberapa conjunctivitis, nah kalo kamu kena conjunctivitis bla bla bla.”
“Conjunctivitis bla bla bla ya dok?” kataku, sempat mengulang.
“Iya,” katanya, lalu dokter melihat mataku dengan tatapan gimana gitu. Aku pun penasaran, “Dok, sakit saya parah ya?”
Beliau diam sebentar. “Saya pernah lihat yang lebih parah dari kamu, Nabil, seorang bapak tua…” katanya sambil menerawang, “tapi yang kamu derita memang cukup parah. Kornea kamu sudah kena. Matamu tidak bisa melihat dengan jelas kan?”
Aku terkesiap, “ii..iya dok.”
“Penyakit ini, dari lima belas orang yang menderita, satu orang bisa separah ini, yang kamu alami.” Aku nggak bicara apa-apa, tapi aku yakin air mukaku uda keruh banget mendengar penjelasan dokter.
Aku melihat beliau kemudian menulis resep. Aku masih penasaran, “Dok, apa ada kemungkinan terburuk…” Kalimatku terhenti.
Kini gilian sang dokter yang berubah air mukanya.
“Iya, ada kemungkinan, ya..saya sih nggak perlu menjelaskan barangkali kamu sudah menduga. Tapi ya kita usahakan perawatan agar tidak sampai terjadi...”
"Blindness dok?"
Dokter mengangguk.
Aku hanya bisa menggigit bibirku. Astaghfirulloh, ternyata sampai sebegitu parahnya.
Akhirnya dokter memintaku untuk terus melakukan kunjungan setiap dua hari sekali. Untuk mengecek dan merawat mataku. Setelah menjelaskan obat apa saja yang harus aku gunakan, beliau memintaku untuk mengonsumsi vitamin dan makan makanan yang berprotein tinggi.
“Seperti telur. Makanlah putih telur.”
“Saya uda lama nggak makan telur dok.” Aku teringat, makan telur berarti siap-siap berjerawat. Lalu aku teringat PDO yang pernah aku bawa dari rumah, “Tapi saya minum minyak ikan dok. Itu juga berprotein tinggi?”
“Kok aneh sih, minum minyak ikan tapi nggak makan telur,”
“Nggak tau dok, telur lebih ngefek kayaknya deh,”
“Ya kalo kamu ngga mau telur kamu bisa makan daging.”
Aku bingung, daging apa ya yang berprotein tinggi. Tiba-tiba aku berpikir, dua tahun berada di jurusan IPA saat SMA sepertinya sia-sia.
“Daging? Apa ya dok? Ayam?”
“Amuba,” kata dokter sambil tersenyum.
Aku tertawa, “Haha, kok amuba sih dok,”
Beliau pun tertawa, “Ya daging sapi,”
Aku manggut-manggut. Setelah memastikan jadwal kunjunganku selanjutnya, aku dipersilakannya untuk pulang.
Begitu keluar dari ruangan dokter, tiba-tiba aku terlupa,”Tadi conjunctivitis apa ya?”
Aku berjalan ke arah kasir sambil berusaha mengingat-ingat. Tapi masih saja aku terlupa. Browsing di ponsel, aku membaca informasi tentang beberapa conjunctivitis. Sampai menebus obat di apotik pun aku masih ragu dengan penyakit yang sedang aku derita. Tapi yang aku ingat, nama penyakitnya panjang. Dan diantara conjunctivitis yang ada, jenis conjunctivitis yang namanya panjang dan sesuai dengan keluhan-keluhan yang kualami itu namanya Chlamydial Conjunctivitis atau Trachoma.
Aku mulai yakin dengan penyakit yang kualami. Walaupun sebenarnya tidak mengetahuinya pun tidak mengapa selama mendapat perawatan dari dokter, ya rasa penasaranku memang sangat tinggi. Bahaya kalau membiarkan rasa penasaran berlarut-larut. Tapi lebih berbahaya lagi kalau penyakitku ini nggak ditangani secara tepat. Jadi pengetahuanku akan sakitku ini pun harus ada juga, kan.
Wow, kayaknya aku uda kebanyakan nulis deh. Dikit lagi deh, aku juga mau bilang, setelah dikasih obat yang baru oleh dokter, mataku uda lumayan ga pedih. Well, mengalami kemajuan lah. Ya ini semua berkat pertolongan Allah tentunya dan doa-doa temen-temen yang mendukung juga menyemangatiku. Alhamdulillah. Alhamdulillahi jazakumullohu khoiron. Makasi banyak ya.
Besok aku mau ke dokter lagi. Mudah-mudahan dokter ngasi kabar gembira ya tentang kesembuhanku. Aamiin :)
2 Comments:
Cepat sembuh ya Bil.
get well soon.
semoga Allah mengangkat penyakitmu, dan selalu memberikan kesehatan yg baik untukmu.
Aamiin. .
aamiin, makasi ya, gp.
Wait, gp? The chief, right? :)
Post a Comment