Sampai di poliklinik kampus, aku ditolak karena sakitku sudah cukup lama. Akhirnya aku mengunjungi dokter spesialis mata di rumah sakit . Dokter bilang sih itu hanya infeksi biasa, hanya saja kemungkinan aku bakal menderita selama dua minggu dan mataku kemungkinan akan tambah bengkak, tambah merah dan tambah pedih. Sepertinya prediksi dokter mulai menjadi kenyataan. Puncaknya, hari Rabu kemarin mataku sebelah kanan membengkak dan sama sekali nggak bisa melek. Aku jadi kesulitan belajar sementara aku masih harus menghadapi UTS.
Selama seminggu aku telah menyabar-nyabarkan diriku. Aku membesar-besarkan hatiku sendiri untuk menerima sakit ini sebagai cobaan dari Alloh dan berusaha untuk tidak mengeluh. Walaupun sakit dan menderita, aku berusaha menyimpannya sendiri, aku tetap tersenyum dan bilang semuanya akan baik-baik saja ketika orang-orang menanyakan keadaanku, begitu pula dengan ibu dan bapak yang menanyakan keadaanku. Aku nggak ingin membuat mereka khawatir. Jadi setiap kali mereka menanyakan keadaanku, aku selalu bilang, "Alhamdulillah, uda baikan kok."
Mungkin karena akumulasi beban yang kusimpan sendiri ditambah kekhawatiranku akan ujian yang akan kuhadapi akhirnya aku mengirim sms pada ibu dan bapak.
"Pak, bu, amsol doain ufa biar ufa bs ngerjain uts kali ini. Soalnya kemarin ufa ga belajar sama sekali. Mata ufa gabisa dibuka yg sblh, jd susah banget utk dipake belajar, baca sedikit lgs pusing. Doain jg spy mata ufa cepet sembuh. Duuh, pengen nangis ufa, menderita gini TT_TT
Jazakumullahu khoiro ya"
Bagaimana reaksi Ibu dan Bapak? Baca di episode selanjutnya! :D
0 Comments:
Post a Comment