Friday, September 27, 2013

Jangan Tinggalkan

Posted by » Nabila Sumargono at Friday, September 27, 2013
Key, dari mana aku harus mengatakan ini, ya? Sepertinya aku bikin kesalahan lagi. Tapi ini nggak seperti biasanya. Nggak seperti kecerobohanku ketika mematahkan keran air, lalu kamu segera membetulkannya dan membuatku nggak lagi panik.
Atau ketika aku nggak sengaja memecahkan gelas guru, kamu dengan sigap mencegahku menginjak pecahan dan segera membereskannya tanpa membiarkanku membantumu. Ini juga nggak sama seperti saat aku teledor dan nggak memperhatikan keselamatanku sendiri ketika kita pergi ke Bandung, kamu rela menungguiku dan baru berangkat solat setelah memastikan ada orang lain yang menjagaku.
Ini beda, kesalahan ini justru bikin kamu yang selalu mengerti, menjadi salah paham.
Malam itu aku memang kesal. Kenapa dari sekian banyak orang yang ada di sana, nggak ada yang benar-benar berniat membantuku. Mereka hanya menyuruhku melakukan ini atau itu sambil lalu.
Aku mengerti, kalau mereka, kita, sedang mengejar target yang sama. Aku juga nggak berniat mengganggu mereka, kok, sungguh, makanya kuputuskan pulang. Tapi mereka nggak membiarkanku pulang, dan aku seperti orang buangan saja, tak berteman.
Waktu itu kekesalanku sudah sangat memuncak sampai-sampai aku berpikir yang tidak-tidak. Kenapa tidak ada yang membantuku? Apa mereka nggak benar-benar menyukaiku? Jangan-jangan aku ini orang yang menjengkelkan sampai mereka nggak mempedulikanku.
Aku kecewa banget. Aku tahu awalnya kamu juga nggak memperhatikan. Lalu kamu datang mendekatiku dan menawarkan bantuanmu.
Sebenarnya diam-diam aku bersyukur ada kamu di sampingku. Tapi kejengkelanku waktu itu sudah begitu memuncak sampai-sampai aku memilih diam. Aku yakin, pasti saat itu wajahku jelek banget karena menahan kesal, atau mungkin menyeramkan. Tahu sendiri, aku diam saja, orang bilang wajahku tidak ramah dan antagonis.
Tapi itu nggak apa-apa, selama kamu tetap mengerti. Hanya saja, sepertinya kamu berpikir kalau aku marah padamu.
Nggak, aku nggak marah padamu. Aku diam bukan karena marah padamu. Aku melakukannya karena aku khawatir kalau aku mengatakan sesuatu, ada kata-kata yang nggak baik atau malah menyakitkan orang lain. Pernah dengar ungkapan ini, kan, "Don’t mix bad words with your bad mood. You’ll have many opportunities to change your mood, but you’ll never get the opportunity to replace the words you spoke." Dan begitulah, aku hanya diam, atau membalas seperlunya ketika kamu ajak bicara.
Ah, sekarang aku jadi khawatir kalau sikapmu akan selamanya berubah. Aku khawatir kamu nggak lagi bersikap hangat kepadaku. Intinya, aku nggak mau kehilangan kamu, Key. Kamu sahabat terbaik buatku yang pernah ada, walau mungkin kamu menganggapku hanya teman biasa. Aku sudah pincang, dan akan semakin cacat kalau kamu nggak ada di sisiku untuk membantuku bangkit.
Maaf. Kumohon. Tetap jadi temanku seperti biasa ya, jangan berubah.

0 Comments:

Post a Comment

 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review