Thursday, December 10, 2009

Taring Mahasiswa, Kekuatan Indonesia!

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, December 10, 2009 2 Comments
9 Desember menjadi tanggal penting buat sebagian orang karena pada tanggal itu, mereka mengadakan hajat besar-besaran: Aksi Damai Memperingati Hari Antikorupsi Sedunia. Di Jakarta, mereka benar-benar menepati janji tidak rusuh, kegiatan berjalan terkendali. Acara yang digelar di depan Monas dan menghadap ke Istana Merdeka berjalan tertib, diisi oleh nyanyian-nyanyian lagu nasional dan yel-yel seruan untuk pemerintah, terutama dalam mengungkap kasus dana talangan Bank Century.Di Semarang, lain lagi ceritanya. Ratusan mahasiswa sebuah universitas memaksa rektornya berorasi bersama mereka. Di Makassar bahkan lebih parah. Aksi yang disebut “aksi damai” tersebut berakhir ricuh. Mereka melempari sebuah restoran siap saji Amerika dan merusak empat buah mobil yang diparkir di sana.

Melihat aksi tersebut rata-rata dimotori oleh para mahasiswa dan kaum intelektual lainnya, saya jadi teringat bagaimana perjuangan para mahasiwa zaman dahulu hingga sekarang.


Dimulai dari zaman kolonial Belanda. Sebagai contoh kita punya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam. Beliau mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.

Atau barangkali yang lebih akrab di telinga kita yaitu ketika peristiwa Gestapu berhasil mengoyak-oyak Bangsa Indonesia yang sebenarnya punya kekuatan kesatuan yang besar. Peristiwa ini mau tidak mau melibatkan gerakan mahasiswa—kali ini disebut angkatan ’66, angkatan mahasiswa paling disegani dan paling membanggakan hingga zaman sekarang. Saat itu Menteri Perguruan Tinggi yang dijabat dr.Syarif Thayeb mewadahi mahasiswa anti PKI dengan mendirikan kesatuan aksi yang bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ( KAMI ). Tergabung dalam KAMI, organisasi kewahasiswaan seperti HMI, PMKRI, PMII,dll. Tujuan utamanya menggalang aksi mahasiswa untuk melancarkan aksi demonstrasi menuntut pembubaran PKI dan onderbouw – onderbouwnya. Dan di kalangan mahasiswa, onderbouw PKI adalah Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia ( CGMI).

Dendam kalangan mahasiswa antikomunis terhadap CGMI ini sudah berlangsung lama sebelum peristiwa G30S. Sebab, saat PKI sedang naik pamor karena kedekatan elitnya dengan Presiden Soekarno, CGMI pun bersikap angkuh terhadap organisasi mahasiswa yang lain. PPMI (Perhimpunan Pergerakan Mahasiswa Indonesia) sebagai gabungan organisasi – organisasi mahasiswa dikuasai oleh CGMI. Tindakan mereka yang paling tidak disukai adalah menuntut pembubaran HMI, padahal sama – sama tergabung dalam PPMI. Perlu diketahui, pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik.

Tuduhan yang dialamatkan pada HMI ketika itu adalah HMI memiliki kaitan dengan Masyumi, partai yang sudah dinyatakan terlarang. Untung saja, keputusan yang tinggal teken oleh Bung Karno itu urung terjadi melalui “gertakan” menteri agama KH. Saifuddin Zuhri. Dendam kesumat itu memuncak kemudian pasca G30S. Giliran CGMI yang dibabat. Dan sejarah mencatat kemudian, dengan bantuan AD aktivis CGMI ditangkapi dengan mata – mata mahasiswa anti PKI sendiri.

Titik puncak keruntuhan wibawa BK salah satunya disebabkan oleh aksi – aksi Tritura. KAMI menuntut dalam Tritura pertama, pembubaran PKI. Kedua, pembersihan kebinet dwikora dari unsur PKI serta perbaikan ekonomi berupa penurunan harga – harga kebutuhan pokok. Inflasi hingga 600% lebih membuat kondisi masyarakat tidak menentu. Dan ini dimanfaatkan betul oleh KAMI, tentu dengan dukungan AD.
Puncak aksi yang kelak tidak akan dilupakan terjadi pada 24 februari 1966. Demo mahasiswa di depan istana Negara berbuntut bentrok dengan pasukan cakrabirawa. Pasukan cakrabirawa yang mungkin telah kehilangan akal sehat menembak membabi buta ke arah kerumunan hingga seorang mahasiswa kedokteran bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak.

Perjuangan mahasiwa kembali diuji dengan diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menjauhkan mahasiswa dari kegiatan politik yang dinilai mengancam posisi rezim yang berkuasa saat itu.

Jauh setelah itu perjuangan mahasiwa yang lebih dekat dengan kita adalah Gerakan 1998 yang menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998. Para mahasiswa tanpa putus asa berusaha menduduki Senayan kemudian berujung pada ketidakberdayaan Presiden Soeharto untuk melepaskan jabatannya. Gerakan ini kembali menyisakan duka dengan kematian empat mahasiswa Trisakti, Elang Mulia lesmana, Heri Hertanto, Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan pada 12 Mei 1998 akibat tembakan aparat yang membabi buta.

Sejalan dengan reformasi dan perkembangan globalisasi, gerakan mahasiswa berubah mengikuti zaman. Sebagian orang menilai, gerakan mahasiswa yang saat ini diwakilkan oleh demonstrasi, turun ke jalan, pawai dan sebagainya tidak berangkat dari penderitaan rakyat yang diterjemahkan ke dalam isu-isu perbaikan taraf hidup rakyat.

Melemahnya budaya membaca, kemajuan teknologi yang menciptakan suatu keadaan serba instan setuju atau tidak telah membuat taring yang selama ini ditunjukkan mahasiswa menjadi lemah alias melempem.
Sebagai contoh, tahun 2006, tambang minyak baru nan melimpah ruah ditemukan di Cepu, dimanfaatkan dengan perbandingan 45:55 antara Pertamina dengan Exxon Mobil milik Amerika. Mahasiswa bungkam.

Menengok sejarah yang terjadi, kita dapat melihat perbedaan-perbedaan perjuangan mahasiswa di tiap generasi. Perjuangan angkatan ’66 begitu kuat pengaruhnya hingga menumbangkan Orde lama dengan bantuan Angkatan Darat karena kepentingannya sama. Sementara perjuangan angkatan ’98 merupakan refleksi dari kejenuhan mereka akibat tekanan dari pemerintah yang memang paranoid dengan vokalnya mahasiswa.

Dua generasi mahasiswa yang mampu menumbangkan rezim yang berkuasa pada masanya mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan bahwa keberadaan mahasiswa-lah yang akan menunjukkan akan dibawa kemana, Indonesia, di masa mendatang.

Menilai aksi damai 9/12 kemarin, pantaslah bila kita sedikit khawatir akan eksistensi mahasiswa sebagai kaum intelektual muda Indonesia. Keikutsertaan mahasiswa dalam aksi tersebut tanpa banyak terdengar suara-suara kritis atau vokal menimbulkan pertanyaan, apakah mereka benar-benar peduli dengan apa yang menimpa Indonesia—dalam hal ini kasus Bank Century. Bahkan terbesit pertanyaan, apakah mereka benar-benar paham atau mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, tahu bagaimana menyelesaikan persoalan bangsa dan mengatasinya. Hanya mereka yang mampu menjawabnya.

Wahai Kakak, adikmu menanti jawabnya..

Referensi:
wikipedia
kompasiana
wikipedia NKK/BKK
fajaronline
metrotvnews
http://ryannote-theotherme.blogspot.com/2009/01/kaleidoskop-mahasiswa-dulu-dan-sekarang.html
http://lolaamelia.multiply.com/journal/item/28

Sumber gambar:
http://rinaldimunir.files.wordpress.com/2008/01/demo-mpr.jpg
http://www.tribun-timur.com/photo/2009/06/a2fffd23aa45d2970015e456ca75615a.jpg

catatan manshurina: terima kasih untuk referensi-referensi, sangat membantu sekali!

Sunday, December 6, 2009

Impian Hebat, Tempaan Hebat? Engkau Penulis Hebat!

Posted by » Nabila Sumargono at Sunday, December 06, 2009 0 Comments
Meski tulisan ini dilombakan, aku berniat menceritakan pengalaman pribadiku. Ooh, tentu saja tentang menulis.


Menulis, aku memiliki masa lalu yang indah tentangnya. Bermula dari seorang guru baru SMP-ku (sekarang sudah tidak baru, ehm maksudku…) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Pak Hariyono. Beliau termasuk penulis yang produktif karena cerpen dan artikelnya banyak dimuat di tabloid nasional. Suatu hari di semester 2 kelas VII beliau memberi tahu aku dan teman-teman bahwa YKAI—Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia—bekerja sama dengan UNICEF mengadakan lomba menulis dengan tema “Hak-hakku sebagai Anak Indonesia”. Tahun itu aku berpartisipasi dan aku mendapatkan sertifikatku dengan bunyi “… atas partisipasinya dalam lomba...”. Biar begitu aku senang sekali. Bagi gadis tanggung yang berusia 13 tahun seperti aku, rasanya seperti bersalaman dengan Presiden. Aku bangga namaku dikenal berprestasi (berpartisipasi) di tingkat nasional, yah, paling banter namaku dikenal oleh orang yang menulis sertifikat itu, ya to?

Di tahun kedua masa SMP-ku, aku bergabung dalam redaksi majalah sekolah “Eksis”, Ekspresi Siswa. Lagi, pembimbingku adalah Pak Hariyono dan Pak Datun, guru TIK yang sangat membantu kami dalam tata letak majalah dan ternyata tak kalah hebat dalam menulis artikel.

Tahun itu serasa tahun kejayaanku. Seperti Gadjah Mada untuk Majapahit, aku mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kegiatan after school ini. Aku menulis tajuk utama, pengantar redaksi, atau memilih naskah yang layak muat. Di luar kegiatan untuk majalah, Alhamdulillah di tahun itu esaiku dengan judul “Dilema Sebuah Layar Kaca” terpilih dalam 20 esai terbaik lomba menulis esai yang diselenggarakan lagi oleh UNICEF-YKAI dengan tema “Televisi yang Aman untuk Anak Indonesia”, dan dibukukan dalam Kumpulan Esai “Kubunuh Kau, Papa!”. Hadiahnya berupa beberapa buah novel dan tabungan. Kau bisa bayangkan, betapa bahagianya aku membeli seragam baru, sepatu baru dari jerih payahku sendiri.

Begitulah, kemudian motivasi itu muncul begitu saja. Hadiah! Terdengar materialistis, tetapi bagiku manusiawi. Aku memberi semangat pada diriku sendiri, “Kelak, kau akan jadi penulis sukses, Nabila!”

Di tahun seniorku, aku mulai kendor menulis. Aku belum beruntung ketika mengikuti lomba menulis esai UNICEF-YKAI yang ketiga kalinya. Padahal esaiku dengan tema “Laki-laki dan Perempuan, Sederajatkah?” kulengkapi dengan sedikit referensi buku lain. Meski begitu, terkadang aku mengirimkan surat pembaca untuk harian Suara Merdeka dan cerpen-cerpen (yang tak kutahu kemana rimbanya) ke beberapa majalah remaja. Aku sampai bosan menunggu telepon berdering yang kemudian akan memberitahuku, “Cerpenmu layak muat, Nabila! Bisakah kau menulis lagi untuk majalah kami?” tetapi hingga saat ini aku belum menerima telepon itu, hiks..hiks..

Motivasi ‘hadiah’ ternyata kurang ampuh. Hingga seorang teman memamerkan beberapa puisinya padaku. Kau tahu, aku benci puisi! Yah, itu karena aku.. ehm, tidak bisa menulis kata-kata puitis seperti yang kubaca di koran tiap hari Minggu.

Begitu membaca puisinya, subhaanallah! Baru kali itu aku membaca puisi yang kata-katanya tidak bombastis, mudah dipahami, namun meluluhkan hati. Membaca puisi itu, aku seperti menyelami perasaannya, kepribadiannya, dan aku bisa tahu dia tidak seburuk yang aku keluhkan selama berteman dengannya.

Aku pun pada suatu kesimpulan, betapa luar biasa apabila seorang penulis—puisi atau artikel atau apapun—bisa mengubah pendapat seseorang lewat tulisannya. Dan aku berpendapat, kalau temanku bisa, aku pun (tentunya) bisa.

Penulis hebat? Adakah syarat?

Penemuan motivasi yang baru itu sudah hampir dua tahun berlalu, tetapi agaknya baru kutemukan sebuah titik terang setelah mencoba kembali aktif menulis, kemudian diberi hujan pujian dan kritik oleh guru Bahasa Indonesia, jatuh bangun akibat dua kali naskah skenario drama dan film independen ditolak teman sekelas, dan setelah itu menyadari bahwa tulisan-tulisan tersebut memang kurang menarik. Om Jonru hadir bagaikan setandan pisang untuk Sun Go Kong. Mantapp!

Sebenarnya Om Jonru sudah lama kukenal lewat dunia maya. Aku pertama kali mendengar nama Jonru karena tak sengaja membuka situs Sekolah Menulis Online (SMO). Ketika itu aku hendak mencari info tentang lomba menulis, kira-kira tahun 2007-2008. Kemudian selama 9 minggu, aku dikirimi newsletter tentang menulis secara berkala oleh SMO asuhan beliau. Kau tahu, sebelumnya kupikir Om Jonru ini wanita, haha. Habis, saat itu aku tidak menemukan foto diri beliau.

Tetapi perkembangan dunia maya diikuti pula dengan perkembangan jejaring sosial. Kau tak perlu lagi kecele seperi diriku karena kau bisa berkomunikasi dengannya di Facebook penulis hebat. Kau juga bisa mem-follow dirinya di Twitter penulis hebat.

Oh, sampai di mana kita? Ya ampun, bukankah aku sedang bercerita mengenai setandan pisang untuk Sun Go Kong? Hihi, setandan pisang yang kumaksud adalah Buku "Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat". Om Jonru kembali melahirkan sebuah buku, menyusul kesuksesan buku “Menerbitkan Buku Itu Gampang!”. Saat ini buku tersebut tersedia dalam format ebook. Buku ini belum bisa didapatkan di toko buku karena versi cetaknya belum ada.

Aku tak mau tertinggal satu langkah pun dengan penulis hebat lain yang ingin tambah hebat. Aku harus membacanya! Menurutku, kau pun sebaiknya segeralah dapatkan buku ini. Harga ebooknya hanya Rp 49.500, tapi setiap pembeli mendapat voucher diskon Rp 200.000 dari Sekolah Menulis Online. Setahuku, itu adalah DISKON SMO TERBESAR yang pernah diberikan.

Dengan membeli ebook ini, kau akan didaftarkan ke Kelas SMO Free Trial (jadi kau tak perlu repot-repot mendaftar), mendapat gratis modul eksklusif dari SMO bimbingan karir di bidang penulisan dan kesempatan itu berlaku seumur hidup. Kalau kau tidak buru-buru, aku tak bisa menjamin kau akan mendapatkan semua keuntungan itu karena kudengar penawaran ini akan ditutup sewaktu-waktu bila buku versi cetak sudah terbit. Kau bisa kunjungi penulis hebat untuk mendapatkan buku ini.

Setelah membaca buku ini, kau pasti akan sering bergumam, “Anda benar, Om Jonru!” atau minimal tersenyum. Sama seperti diriku saat membaca halaman 15. Pada halaman tersebut Om Jonru menuliskan sebuah kesimpulan dengan jelas dan sangat menarik untuk dibaca karena tulisannya diberi bingkai berwarna hijau. Tulisan itu berbunyi, “Bila hendak menjadi penulis sukses, Anda harus menjadi penulis hebat terlebih dahulu. Artinya: Untuk mewujudkan impian sebagai
penulis sukses, Anda harus membekali diri dengan berbagai macam soft skill.”
Aku jadi ingat perkataanku pada diri sendiri saat SMP, “Kelak, kau akan jadi penulis sukses, Nabila!”. Ternyata menjadi penulis sukses membutuhkan perjuangan.

Kubaca lembar-lembar berikutnya, pada halaman 65 aku membaca perbandingan antara bayi dan orang dewasa. Lucunya bayi lebih berani mencoba hal-hal baru dibanding orang dewasa. Itu seperti cubitan yang keras untuk ketakutanku membuat puisi. Takut jelek. Takut dikritik.

Aku sudah memulai perjalananku sejak lama. Harusnya aku tak perlu mundur. Aku harus jadi penulis sukses lewat jalan menjadi penulis hebat. Semoga tak lama lagi akan kuwujudkan mimpiku, membangun sebuah perusahaan penerbitan buku—inilah yang kusebut sukses. Akan kuciptakan surga di tengah belantara Indonesia yang pelit lapangan pekerjaan. Bagi para penulis, perancang grafis, siapapun. Insya Allah.

Nabila Sumargono
semangaaat

baca juga di sini

P.s. naskah ini diikutkan dalam lomba menulis penulishebat

Wednesday, November 11, 2009

Jadwal UNAS SD SMP SMA 2010 (emaaak....)

Posted by » Nabila Sumargono at Wednesday, November 11, 2009 0 Comments
Bentar lagi Ujian, malah sibuk ngeblog!!!!

Kelas XII SMA/MA Program IPA

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Biologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)

3. 17 Maret 2010 , 8 – 1 0 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Fisika (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Kimia (40 soal)

Kelas XII SMA/MA Program IPS

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Sosiologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 17 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Geografi (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Ekonomi Akutansi (40 soal)

Kelas XII SMA/MA Program Bahasa

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Antropologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 17 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Sastra Indonesia (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Bahasa Asing (40 soal)




Kelas IX SMP / MTS

1. 22 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal)
2. 23 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 24 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 25 Maret 2010, 8 – 10 pagi , IPA (40 soal)

Kelas VI SD / MI

1. 5 April 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal)
2. 6 April 2010, 8 – 10 pagi , Matematika (40 soal)
3. 7 April 2010 , 8 – 10 pagi, IPA (40 soal)

sumber di sini 

Jadwal Ujian Nasional 2010

Posted by » Nabila Sumargono at Wednesday, November 11, 2009 0 Comments
Sumber: PT. Lembimjar Neutron Yogyakarta

Kelas XII SMA/MA Program IPA

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Biologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 17 Maret 2010 , 8 – 1 0 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Fisika (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Kimia (40 soal)

Kelas XII SMA/MA Program IPS

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Sosiologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 17 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Geografi (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Ekonomi Akutansi (40 soal)

Kelas XII SMA/MA Program Bahasa

1. 15 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal), 10-12 Antropologi (40 soal)
2. 16 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 17 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 18 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Sastra Indonesia (40 soal)
5. 19 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Bahasa Asing (40 soal)

Kelas IX SMP / MTS

1. 22 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal)
2. 23 Maret 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Inggris (50 soal)
3. 24 Maret 2010 , 8 – 10 pagi, Matematika (40 soal)
4. 25 Maret 2010, 8 – 10 pagi , IPA (40 soal)

Kelas VI SD / MI

1. 5 April 2010, 8 – 10 pagi , Bahasa Indonesia (50 soal)
2. 6 April 2010, 8 – 10 pagi , Matematika (40 soal)
3. 7 April 2010 , 8 – 10 pagi, IPA (40 soal)

sumber

Tuesday, November 10, 2009

You Must Have Had A Broken Heart

Posted by » Nabila Sumargono at Tuesday, November 10, 2009 0 Comments
"You Must Have Had A Broken Heart"
Westlife-Back Home 2007


The way you say the things you do
The softness of the words you choose
The times that you can read my mind
And take my worries out of sight


Your fingers touching on my lips
And say a kiss is still a kiss
And when you look at me I see
I see the pain that you had to feel

You must've had a broken heart, to love me the way do
Must've been so torn apart, I can see it when I look at you
All the meaning that is in your eyes, the love you give will never die
And I knew right from the start, you must've had a broken heart

You seem to have that certain smile
I can't forget after a while
The day you walked into the room
At once I knew the hurt that you'd been through

Sometimes when its late at night and I see your face in the fire light
Showing all the love you have for me, well I love you as much

Sometimes, sometimes
Must've had a broken heart
Yeah
All the meaning that is in your eyes, the love u give will never die
And I knew right from the start, you must've had a broken heart
Sometimes.....

Saturday, November 7, 2009

Jerawat, Derita Anak Muda

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 07, 2009 3 Comments
Jerawat emang jadi problem yang sering muncul buat anak remaja, nah buat yang mau mengatasinya dengan cara alami maka tips ini barangkali membantu

***(source: saphira from playwithbeauty)***

• pake lidah buaya
tinggal ambil sedikit getah lidah buaya, trus digosok2... yang penting rajin and jgn pernah lelah, dah gitu dikulit wajah berasa ademmmmmmmmmmmmmmm banget
• ambil sedikit madu asli, panaskan hingga mendidih. diamkan sampai menjadi suam2 kuku, oleskan pada bekas jerawat selama kira2 2 jam. lakukan setiap malam sebelum tidur.cara ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan bekas luka eksim, baik ditangan maupun dikaki

Harry Potter: Order of the Phoenix

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 07, 2009 0 Comments
Harry Potter: Order of the Phoenix

I absolutely love the Harry Potter series, and all of the books will always hold a special place in my heart.
I have to say that of all of the books, however, this was not my favorite.
When the series began it was as much of a "feel good" experience as a huge mug of hot cocoa. The stories were bright, fast-paced, intriguing, and ultimately satisfying.


Order of the Phoenix is a different kind of book. In some instances this works...you feel a whole new level of intensity and excitement by the time you get to the end. I was truly moved by the last page. Other times the book just has a slightly dreary, depressing feel. The galloping pace of the other books has slowed to a trot here, and parts of it do seem long, as if we're reading all about Harry "just hanging out" instead of having his usual adventures. Reading in detail about Harry cleaning up an old house, for example - housekeeping is still housekeeping, magical or no, and I'm not very interested in doing it or reading about other people doing it.
A few other changes in this book - the "real" world comes much more in to play rather than the fantasy universe of the previous books, and Harry has apparently been taken off his meds. I know that he had a lot to be grumpy in this book, especially with being a teenager and all, but the sudden change in his character seemed too drastic. He goes from being a warm-hearted, considerate person to someone who will bite his best friend's heads off over nothing. It just seemed like it didn't fit with his character, like he turned into a walking cliché of the "angry teen" overnight.

The "real" story seemed to happen in the last 1/3 of the book, and this part I loved. I actually liked the ending (and yes, I cried!) as sad as it was. It packed a punch and it made me care about the story even more. Still a really good book, with some editing it would have been great.

Teks bahasa inggris ber genre review, sulit banget cari di internet, eh sekalinya dapet, malah lupa linknya dimana

Puisi Lagi, tapi bukan pesenan Pak Har

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 07, 2009 0 Comments
Hanya Dirimu

Hanyalah dirimu, lelaki
yang menciumiku saat kuhirup wanginya dunia
Membisikkan harapan dan perlindunganmu untukku
Lalu pelukmu menyapa jerit tangisku


Engkaulah, jiwa
Dalam nadiku kau berikan hidupmu
Menunjukkan keindahan duniawi,
kau kenalkan Ilahi penggenggam langit dan bumi

Dan engkau, cinta
Tutur lembutmu nyanyian surgawi
Aromamu sirat kesediaan atas pengorbanan
Kesetiaan tanpa berkeluh kesah
Engkau ciptakan pribadi unggul diriku

Wahai engkau, sayang
Tentang berlian yang indah, tak perlu kau hiraukan
Tak kuharap intan permata darimu
Sebab aku adalah gadismu
Kau adalah milikku

Karena engkau, Bapak
Dalam harimu yang semakin senja
Bukan air mata yang akan kuciptakan
Melainkan segar nafasmu yang berujar,
“Engkau putriku!”

Kalijaga, 22 September 2009
dalam detik bertambahnya usiamu

komentar penulis: nambah lagi..

Puisi Pesenan pak Har

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 07, 2009 0 Comments
Ingin Kau Pulang

Di tempat yang tinggi
dari apartemen itu
Ia menelepon
Lalu didengarkannya suara merdu dari jauh sana
Suara lelaki yang ia amat kasihi



Getar itu cinta yang terpendam
Berbicara kepadanya setengah berbisik
Katakan kapan kau akan pulang

Tetapi saat ia mendengar
Sebuah tangis rindu yang tak terbalas di ujung sana
Ia harus menghapus air mata di pipinya
Dan berkata aku mencintaimu ibu
Akulah permata yang kaubanggakan
Putrimu pilar bangsa
Tanpaku, presiden tak dapat mengais rupiah

Sang ibu masih menyimpan air mata di hari senjanya
Aku tak butuh ringgitmu, sayang
Hanya engkau yang kuharapkan di sampingku
Akan kusisir lagi rambutmu
Dan kuberi pita merah
Seperti dulu

Lagi, sang kekasih membisikinya
Kembalilah, aku merindukanmu
Takkan kubiarkan kau pergi lagi sayang
Akan kukecup keningmu dalam keheningan malam
Dan kuberikan hanya padamu

Aku akan pulang
Aku pasti akan pulang, ucapnya getir
Tak perlu kau menantiku
Hanya sebut namaku dalam doamu
Lalu kau sambut kepulanganku dengan sejuta rasa
Cukup itu yang kumau
Takkan lagi aku meminta

Hatinya menjadi lega
Lalu terbang
Melayang mencari kedamaian yang dinantinya

28 Oktober 2009
di kegelapan yang awal

komentar pribadi:
terlalu polos, kaga ada majas2nya
sangat amat tidak bombastis
tapi lumayan, daripada berhenti nulis

Friday, October 23, 2009

Antara Afasia dan Overdosis Belajar

Posted by » Nabila Sumargono at Friday, October 23, 2009 6 Comments

Kamis, 22 Oktober 2009 kembali kelas XII IPA 1 bertemu Pak Har. Belajar Bahasa Indonesia lagi. Lalu ada sedikit ribut di luar kelas dan membuat beliau keluar kelas. Beliau kembali ke kelas dan bercerita bahwa siswa kelas XI protes keras dengan diadakannya kelas tambahan sore.
Lalu Pak Har memberikan komentar pribadinya. Beliau memang tidak seratus persen menyetujui tambahan pelajaran tersebut. Apalagi—imbuhnya—fakta menunjukkan kalau belajar paling lama haruslah selama 5,5 jam. Selebihnya?





“Waah, otakmu bisa-bisa korslet. Kalau korslet apa jadinya?”
Seluruh kelas diam.
“Hayoo, istilahnya apa? Moso’ ga ngerti istilahe?”
Akhirnya beliau menulis huruf kapital “A”
“A….” kelas akhirnya berbunyi.
Lalu, “F”
“AF…”
“Halah kesuwen..”
AFASIA. Beliau menulis kata tersebut di papan tulis.
Karena penasaran, aku Tanya mbah google mengenai afasia. Nah, aku akhirnya mendapat informasi mengenai afasia yang bisa aku rangkum dari www.aphasia-international.com. Tujuan website ini adalah untuk memberikan perhatian pada afasia. Juga untuk menstimulasi pendirian kelompok-kelompok kontak para penderita afasia. Ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya isolasi sosial para penderita afasia.

Para penderita afasia dapat mengalami gangguan berbicara, memahami sesuatu, membaca, menulis, dan berhitung.
Penyebab afasia selalu berupa cedera otak.
Pada kebanyakan kasus, afasia dapat disebabkan oleh pendarahan otak. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kecelakaan atau tumor.
Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu: terjadi penyumbatan pada pembuluh darah atau kebocoran pada pembuluh darah.
Penyumbatan:
Disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (trombosis)
atau penggumpalan darah (emboli) yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Dalam hal ini terjadi serangan otak.
Kebocoran:
Di pembuluh darah terdapat bagian yang lemah (aneurisma). Bagian tersebut dapat menjadi berpori-pori, selanjutnya mengalami kebocoran, bahkan pecah. Dalam hal ini terjadi pendarahan otak.

Para penderita afasia dapat mengalami kesulitan akan banyak hal. Hal-hal tersebut sebelumnya merupakan sesuatu yang biasa terjadi di kehidupannya sehari-hari, seperti:
• Melakukan percakapan
• Berbicara dalam grup atau lingkungan yang gaduh
• Membaca buku, koran, majalah atau papan petunjuk di jalan raya.
• Pemahaman akan lelucon atau menceritakan lelucon
• Mengikuti program di televisi atau radio
• Menulis surat atau mengisi formulir
• Bertelefon
• Berhitung, mengingat angka, atau berurusan dengan uang
• Menyebutkan namanya sendiri atau nama-nama anggota keluarga
Penderita afasia mengalami kesulitan menggunakan bahasa, tetapi mereka bukan orang tidak waras!
Nah, yang masih buat aku bingung, apakah over dosis belajar itu bikin afasia? Berarti kalau aku kebanyakan belajar, bisa bisa aku gagu, kehilangan sense of humor, ga bisa presentasi, atau lupa sama keluarga?
Kalau gitu nggak usah banyak belajar deh… nge blog aja..

Saturday, October 10, 2009

Smansa Pati on Celebrating Green Day

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, October 10, 2009 1 Comments
Istilahnya Green Day, dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya hari yang hijau, atau hari hijau, atau hari daun, atau hari lingkungan.

Katakan tidak untuk asap rokok, kendaraan bermotor

Dulu istilahnya menanam 1000 pohon.
Sekarang gaya, pakai bahasa Inggris.

Kegiatan 1 hari penuh.
Menanam 5 bibit pohon tiap kelas



Bibit mangga
Bibit matoa…Bibit apa lagi ya?
Untung bukan Bibit Waluyo,, (piss.. Pak Gubernur)
Yang lain ikutan lomba membuat poster


Sebetulnya lebit tepat disebut grafiti
Biar begitu semua berharap hujan duit lima ratus ribu rupiah dari saku Pak Parno, kepala sekolah kita
Semua kotor


Semua senang

Semua berpartisipasi


Biar green day tetap panaaaas…


Inilah Green day di Smansa Pati, 10 Oktober 2009

Thursday, October 8, 2009

Sukron untuk Surga Dunia

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, October 08, 2009 5 Comments
Saat pelajaran bahasa Indonesia pak har, beberapa tugas puisi yang dibuat murid kelas 12 ipa 1 di-review, termasuk punyaku.


-Kasihmu Surga Dunia-


Segalanya indah dan gemerlap
Segalanya pantas untuk kudapat

Ku tahu betapa beruntung aku
Mereka mencintai dan menginginkanku
Tapi yang kumau hanya satu
Tidak lebih, apalagi kurang


Kubertanya pada nasib
Pertanda mana yang Dia tunjukkan
Kemudian tatapanmu menghujam sanubariku
Saat itulah ku tahu pada akhirnya

Kaulah yang kudamba
Mendengarmu tak ingin kuberpaling
Menatapmu merangkai surga dunia
Merengkuhmu kasih berbalas yang ku pinta

Akulah detak di jantungmu
Tak seorang yang menggantikan sentuhanku

Lagi-lagi tetapi
Jarak terbentang memisahkan kita
Terlalu jauh aku darimu
Berbeda kiblat aku denganmu

Andai bisa kau mendekapku
Takkan kuulangi kecerobohan ini
Berharap aku akan kasihmu
menyertai Kasih Ilahi untuk kita
berdua selamanya


Sunan Kalijaga dalam tasbih malam,
1 Oktober 2009


Pendapatnya yang pertama terucap saat memegang lembar tugasku itu, "Waah, fotonya berhasil ini.. hehe. Fotogenik..."
duuh, seneng bangeet.. Pak har muji fotoku. Setelah itu Pak har membaca satu bait awal, dan komentarnya lagi, "ya.. luar biasa. Dalam sekali maknanya, mengandung filosofi.."

Woop.. filosofi paan, batinku. itu puisi aku buat sesuai keadaan hatiku saja. tapi baguslah, ternyata kata-kata yang aku taruh di puisi itu ga bombastis, haha.

kesimpulannya, menulis puisi ga sesulit yang kita bayangkan lho!
Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, October 08, 2009 0 Comments
Saat pelajaran bahasa Indonesia pak har, beberapa tugas puisi yang dibuat murid kelas 12 ipa 1 di-review, termasuk punyaku.



Kasihmu Surga Dunia

Segalanya indah dan gemerlap

Segalanya pantas untuk kudapat

Ku tahu betapa beruntung aku

Mereka mencintai dan menginginkanku

Tapi yang kumau hanya satu

Tidak lebih, apalagi kurang


Kubertanya pada nasib

Pertanda mana yang Dia tunjukkan

Kemudian tatapanmu menghujam sanubariku

Saat itulah ku tahu pada akhirnya


Kaulah yang kudamba

Mendengarmu tak ingin kuberpaling

Menatapmu merangkai surga dunia

Merengkuhmu kasih berbalas yang ku pinta


Akulah detak di jantungmu

Tak seorang yang menggantikan sentuhanku


Lagi-lagi tetapi

Jarak terbentang memisahkan kita

Terlalu jauh aku darimu

Berbeda kiblat aku denganmu


Andai bisa kau mendekapku

Takkan kuulangi kecerobohan ini

Berharap aku akan kasihmu

menyertai Kasih Ilahi untuk kita

berdua selamanya


Sunan Kalijaga dalam tasbih malam,

1 Oktober 2009



Pendapatnya yang pertama terucap saat memegang lembar tugasku itu, "Waah, fotonya berhasil ini.. hehe. Fotogenik..."
duuh, seneng bangeet.. Pak har muji fotoku. Setelah itu Pak har membaca satu bait awal, dan komentarnya lagi, "ya.. luar biasa. Dalam sekali maknanya, mengandung filosofi.."

Woop.. filosofi paan, batinku. itu puisi aku buat sesuai keadaan hatiku saja. tapi baguslah, ternyata kata-kata yang aku taruh di puisi itu ga bombastis, haha.

kesimpulannya, menulis puisi ga sesulit yang kita bayangkan lho!

Friday, October 2, 2009

Departemen / Kementerian Republik Indonesia

Posted by » Nabila Sumargono at Friday, October 02, 2009 0 Comments
Saat pelajaran fisika, pak nardi nanya sama anak-anak apa kita semua uda menentukan kelak kita akan jadi apa. Aku sih jawab belum, lalu Pak nardi bilang kalo dari sekarang kita harus mulai mikirin masa depan, mau kerja dimana, mau menikah umur berapa, punya anak berapa, pensiun berapa.. Nah, untuk urusan kerjaan, katanya



beberapa dinas pemerintah Indonesia butuh tenaga lulusan SMA. Eh aku jadi kepikiran buat tau di Indonesia ada departemen apa aja sih. Berikut nih yang aku dapet setelah "nyapu" banyak halaman



Departemen / Kementerian
Kementerian Koordinator
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Polhukam
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Departemen
Departemen Agama
Departemen Dalam Negeri
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral
Departemen Luar Negeri
Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Departemen Kehutanan
Departemen Kesehatan
Departemen Keuangan
Departemen Kelautan Dan Perikanan
Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata
Departemen Komunikasi Dan Informatika
Departemen Pekerjaan Umum
Departemen Perhubungan
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Perdagangan
Departemen Pertanian
Departemen Pertahanan
Departemen Perindustrian
Departemen Sosial
Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kementerian Negara
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Negara Koperasi Dan UKM
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Riset Dan Teknologi
Lembaga Setingkat Menteri
Sekretariat Negara
Sekretariat Kabinet
Jaksa Agung
Tentara Nasional Indonesia
Kepolisian Negara Republik Indonesia

mudah2an berguna, buat nyari kerja atw apaa gitu. kalau mau nyari kerja di Deplu, misalnya.. tanya mbah google dgn keyword "lowongan pekerjaan departemen Luar Negeri".. dsb

Wednesday, September 23, 2009

Us Against The World

Posted by » Nabila Sumargono at Wednesday, September 23, 2009 0 Comments

US AGAINST THE WORLD

Westlife

Back Home 2007





You and I, we’ve been at it so long
I still got the strongest fire
You and I, we still know how to talk
Know how to walk that wire

Sometimes I feel like The world is against me
The sound of your voice, baby
That's what saves me
When we're together I feel so invincible

Cause it's us against the world
You and me against them all
If you listen to these words
Know that we are standing tall
I don't ever see the day that
I won't catch you when you fall
Cause it's us against the world tonight

Us against the world
Against the world

There’ll be days
We’ll be on different sides but
That doesn’t last too long
We find ways to get it on track
And know how to turn back on

Sometimes I feel
I can’t keep it together
Then you hold me close
And you make it better
When I’m with you
I can feel so unbreakable

Cause it's us against the world
You and me against them all
If you listen to these words
Know that we are standing tall
I don't ever see the day that
I won't catch you when you fall
Cause it's us against the world tonight

We’re not gonna break
Cause we both still believe
We know what we’ve got
And we’ve got what we need alright
We’re doing something right...

Cause it's us against the world
You and me against them all
If you listen to these words
Know that we are standing tall
I don't ever see the day that
I won't catch you when you fall
Cause it's us against the world tonight

Us against the world
You and me against them all
If you listen to these words
Know that we are standing tall
I don't ever see the day that
I won't catch you when you fall
Us against the world
Yeah it’s Us against the world, baby
Us against the world
Tonight


[ Us Against The World Lyrics on http://www.lyricsmania.com/ ]



Love for Me I

Posted by » Nabila Sumargono at Wednesday, September 23, 2009 0 Comments
 “Aku tuh bodoh, kok, BIl. Nggak pantes masuk sekolah sebagus itu,”. Saat aku dan teman-teman membicarakan masa depan kami, terutama akan masuk perguruan tinggi mana nantinya kami, seorang teman berkomentar seperti itu. Komentar yang sarat pesimistisme, unconfidence, dan jahat.

Atau yang satu ini adalah pengalaman pribadi. Belakangan kegiatan belajarku berkurang gara-gara aku merasa minder karena prestasiku nggak secemerlang temanku yang uda nyampe olimpiade nasional. Aku kesulitan mengerjakan soal dan aku sama sekali nggak menyukainya. Dalam hati aku mengeluh kenapa bisa seperti ini sementara teman-teman belajar dengan baik. Menyedihkan, memalukan, dan seram. 

Tapi begitukah seharusnya aku bersikap? Aku kehilangan semangat dan konsentrasi belajar, kemudian merasa bodoh dan jelek, lalu aku menyalahkan keadaanku sendiri. Sementara mungkin orang lain tidak berpendapat demikian. Suka atau tidak suka aku memang telah berbuat begitu pada diriku sendiri. Aku benci aku yang lemot, aku kesal, aku marah. Hingga suatu hari dia, temanku yang pandai itu menginspirasiku dengan istilahnya: love for me. Cinta untukku. Cinta untukku? Cinta buat gue? Haha, ya, batinku. Kenapa aku tidak bisa mencintai diriku yang kurang. Kenapa aku nggak bisa menerima kalau aku memang tidak bisa mengejar kepandaian temanku.

Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu. (Q.S. Muhammad 47 ayat 35)

Betul juga, ya! Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencintai diri sendiri. Kita harus bisa mencintai diri lengkap dengan kurang dan lebihnya. Aku pikir-pikir ini juga merupakan langkah awal mewujudkan rasa syukur kita pada Allah yang ga boleh berhenti meski—naudzubillahi min dzalik—mendapat sedikit pun cobaan.
Mengeluh memang manusiawi, tapi kalau kita coba untuk menerima dengan lapang dada dan berusaha memperbaiki kekurangan, insya Allah ga akan sia-sia. Allah, kan Maha-Segala-Bisa, iya kaaan…! Cintai diri sendiri, hm…Cinta Allah dan Rasul juga! Cihuuyyy..


Friday, August 21, 2009

Love For Choliq

Posted by » Nabila Sumargono at Friday, August 21, 2009 3 Comments
Ini hari pertama libur awal Ramadhan. Anak-anak eks kelas X-9 yang sekarang uda mencar di banyak kelas itu punya rencana buat jenguk Choliq, teman kami yang setahun ga masuk karena sakit. Untuk mencapai rumahnya, kami harus pergi ke Kecamatan trangkil yang cukup jauh dari kota. Itu belum termasuk gang-gang yang harus kami lewati.



Sebelum nyampe rumahnya Choliq, kupikir kami akan bertemu Choliq sedang duduk atau nonton. Masya Allah, ternyata Choliq hanya bisa terbaring. Tubuhnya kurus banget, tinggal tulang dibalut kulit, mungkin. kalau dia masi bisa senyum sih Alhamdulillah, tapi begitu kami masuk ke kamar, dia langsung nangis. Tangisannya pasrah banget. Dia malu ketemu dengan temen-temennya dengan kondisi kayak gitu. Nah, siapa yang ga terisak menyaksikan pemandangan tersebut?


Choliq teman kita ini punya masalah di alat pencernaannya. Bahkan di usianya yang masih muda, dia uda punya penyakit diabetes. Apalagi penyakitnya sekarang uda komplikasi, sungguh, penderitaannya berat banget.Tapi yang menderita ga hanya dia seorang. Ya, mereka adalah ibu dan bapaknya Choliq. Saat ibunya menceritakan keadaannya selama beberapa waktu terakhir, beliau cuma bisa membiarkan air matanya turun. ga dilap. Bapaknya juga keliatan tegar banget. Tapi, bisa apa kita sebagai manusia biasa.

Keadaan Choliq seperti itu bukan tanpa usaha untuk menyembuhkannya, lho. Bahkan guru kita dari SMA 1 Pati pun ada yang memberikan bantuan lewat jarak jauh. Tapi memang sudah garis Allah SWT kalau dia akan menghadapi cobaan itu.
Choliq sekarang butuh doa dan support dari kami temen-temennya, meskipun dia malu ketemu kami. Wajar kalau yang dia inginkan adalah kematian, karena menurutku memang ga enak hidup dalam kondisi seperti itu, makan ga bisa, tidur bosen, mau melakukan aktivitas menghisap banyak energinya yang tak seberapa. Bagian yang menurtku ironis adalah ketika dimana ia hidup, bernapas, mendengarkan musik atau menonton TV, tetapi ia berpikir cepat atau lambat kematian akan datang kepadanya.

Meski begitu, kami temen-temennya peduli dan terus berdoa untuk kesembuhan Choliq, berapapun banyaknya dokter yang memvonis dia tidak punya banyak kesempatan.

Teman-teman, mari kita kirimkan doa untuk sahabat kita Windha Choliq. "Ya Allah! Berikanlah ia kesembuhan, umur panjang dan barokah, bisa membahagiakan kedua Orang Tuanya, bisa menghapus air mata Ibundanya, bisa membuat ayahnya membusungkan dada karena bangga terhadapnya, dan bisa berdakwah demi tegaknya Sabilillah." Amiin



Thursday, August 20, 2009

MY OLD FRIENDS HAVE COME!!

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, August 20, 2009 0 Comments


Monday, August 17, 2009

Lagu Wajib Nasional

Posted by » Nabila Sumargono at Monday, August 17, 2009 0 Comments


Waduh, kok jadi latah, ya, mentang-mentang abis tujuh belasan!


tapi gapapa dong,
































 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review