Saturday, September 14, 2013

Harapan tak Benar-benar Pudar

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, September 14, 2013

Sungguh, yang ingin kulakukan saat ini hanyalah memelukmu dan menghilangkan kepedihanmu. Aku sungguh menyesal karena tak berada di sisimu saat kau butuh. Aku tidak bisa membantumu bangkit saat kau kehilangan sandaran. Kenapa jarak begitu sadis memisahkan kita. Kenapa aku harus hidup bersama  orang lain sementara yang kuinginkan hanyalah engkau.
Hari demi hari aku memikirkan ini, menyesali, bahkan tak jarang aku harus menyeka titik yang muncul di sudut mata. Entah apakah karena aku merindukanmu, memikirkanmu, ataukah aku hanya merasa kesepian.
Mungkinkah aku meratapi, mengapa pada akhirnya aku harus menerima pahitnya kenyataan bahwa kau tak dapat menggapaiku di sini.
Entahlah.
Barangkali karena aku menganggap tempat ini teramat baik. Ingin aku mengajakmu serta. Aku ingin hidup bersamamu walau sebentar. Aku ingin merawatmu dan memastikanmu cukup.
Oh, aku tahu kau pun sangat menginginkannya. Kau bahkan telah menyiapkan segalanya. Sungguh aku menyaksikan pula bagaimana munajat dan peluhmu mengiringi setiap usahamu. Malam-malam yang sunyi tak kau lewatkan untuk bersimpuh. Siang yang terik tak juga menyurutkan langkah penuh semangatmu.
Tidak, aku tidak boleh jatuh. Aku tidak akan jatuh. Justru aku harus kuat karena kita akan saling menguatkan. Aku janji aku akan kuat.
Akhirnya tak banyak yang dapat kukatakan kepadamu. Tetaplah rendah hati seperti engkau ada. Peliharalah syukur dan bersandarlah pada kesabaran. Aku yakin dengan kehendakNya, selalu ada jalan menuju cita-cita mulia kita. Sebab bumi Allah itu luas dan pemberianNya tak terbatas.

0 Comments:

Post a Comment

 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review