Tuesday, November 29, 2011

Catatan Sakit Mata: Everything Can Happen, But I Wish the Best :)

Posted by » Nabila Sumargono at Tuesday, November 29, 2011 2 Comments
Alhamdulillah. UTS semester ini uda selesai. Sekarang aku mau cerita, masih tentang sakit mataku. Mudah-mudahan kamu yang membaca ceritaku bisa mengambil hikmahnya. Apa aja. Kemarin aku kembali mendatangi dokter spesialis mata yang merawatku. Namanya.. ah kalau aku beri tau namanya kamu belum tentu mengenalnya kan. Sudahlah, nggak terlalu penting.

Ketika beliau memeriksa mataku dengan alat.. entahlah, beliau terkejut. “Ini sudah parah sekali, Nabil.” Beliau kemudian membuka kelopak mataku yang bengkak. “Kornea kamu sudah kena,” lanjutnya, “virusnya sudah mengganas ini.”

Saturday, November 26, 2011

Catatan Sakit Mata: Ada yang Terlupa

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 26, 2011 0 Comments
Kemarin malam ada pengajian yang harus kudatangi. Mau ngga mau, aku harus datang walau dengan mata diperban. Sebenernya aku mau kok datang ke pengajian. Yang ngga mau, orang-orang jadi pada tau kalau aku sakit.

Betul kan, ibu-ibu di pengajian banyak yang menanyakan mengapa aku bisa seperti ini. Ya kalau ditanya mengapa, aku ngga bisa jawab. Dokter mungkin lebih tau, dan tentunya Alloh yang paling tau ya, hehe. Sebenarnya aku benci kalau banyak yang tau bahwa aku sedang sakit. Tapi, menurutku perlu juga sih memberi tahu orang lain kalau kita sedang sakit, maksudnya makin banyak yang tau, makin banyak yang mendoakan kita supaya cepat sembuh. Ya, ambil positive things aja lah.

Esok paginya aku terbangun dengan kaget. Innalillahi, aku ga bangun malam. Kebiasaan kalau lagi ngga solat, bangun malam pun ketinggalan.

Catatan Sakit Mata: Jangan Sedih, Kesabaranmu Tengah Diuji

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 26, 2011 0 Comments
Episode sebelumnya: Aku akhirnya menumpahkan semua bebanku dalam sms pada ibu dan bapak.


Begitu pesan itu kukirimkan, tiba-tiba aku menyesal. Kenapa aku malah mengeluh, bisa-bisa ibu dan bapak semakin mengkhawatirkanku.
Ibu membalas smsku dan berkata, ibu selalu mendoakanku. Aku berusaha menguatkan hatiku sendiri.
Ketika hendak berangkat ujian, bapak meneleponku. Ya, beliau membesarkan hatiku.



Bapak: "Ini lagi di mana?"
Aku: "Masi di rumah, pak. Ini mau berangkat sekarang"
Bapak: "Jangan terlalu dipikirkan ujiannya, mbak. Nggak apa-apa ujiannya semampunya saja. Banyak doa, mbak harus yakin sama pertolongan Alloh. Sing sabar mbak."
Mendengar suara bapak yang dalam dan menenangkan, hatiku semakin terenyuh. Akhirnya pecah tangisku. Rasa syukur, haru, kangen, dan gelisah yang berubah jadi ketenangan bercampur jadi satu.
Aku menjawab "iya" sambil terisak. Mataku terasa semakin pedih karena terkena air mata.
"Sudah, sudah, mbak. Banyak doa, banyak doa ya."
Alhamdulillah, Alloh memberiku kemampuan dalam menjawab soal-soal intermediate accounting itu.


Sorenya, bapak kembali menelepon. Menanyakan keadaanku dan ujianku paginya.
Tak lama ibu pun menelepon, sama, menanyakan bagaimana keadaanku.
Ibu: "Tadi Ufa nangis ya? Kata bapak tadi ufa nangis waktu ditelepon."
Aku: "Iya bu. Hee. Sebenernya ufa tadi ga kepengen nangis. Tapi karena ufa denger suara bapak, malah jadi kepengen nangis." (aku bingung menjelaskannya pada ibu)
Ibu: "Yauda, ufa harus sabar ya."
Aku: "Sebenernya ufa ga mau cerita, bu. Ufa ngga mau bikin ibu sama bapak kepikiran. Tapi tadi pagi tuh selain kesakitan, ufa juga khawatir dengan ujian ufa. Kemarin kan ufa ga bisa belajar sama sekali bu. Ufa bingung mau cerita sama siapa, temen-temen ufa kan lagi mikir ujian mereka masing-masing juga."
Ibu: "Eeh, ngga boleh gitu. Ufa tetep harus cerita kalau ada apa-apa.
Walaupun kita terpisah jauh, ibu kan harus tau keadaanmu gimana."



Aku speechless, ngga nyangka ibu bisa bicara seperti itu.

Ibu: “Halo? Ufa?”

Aku: “Ya bu. Kalo ufa cerita, ufa takut ibu nanti khawatir.”

Ibu: ”Ya kalo ufa tegar, ufa sabar, ibu di sini juga bisa tegar kok. Tapi dari kamunya yang harus bisa nguat-nguatin diri. Dengan gitu, ibu ngga akan terlalu khawatir. Ya namanya ibu masa ngga khawatir sama anaknya, apalagi ngga di rumah.”

Lagi-lagi aku hanya terdiam. Jarang sekali Ibu berkata seperti itu. Tapi perkataan ibu benar. Aku harus lebih banyak bersabar.

Aku ngga boleh mengeluh!

Ibu kemudian bertanya kapan aku pulang. Beliau bilang adik-adik sudah menungguku karena kami akan touring ke Jogja dan sekitarnya begitu aku pulang.

Aku: "Oh, jadi nungguin ufa pulang karena ngarep jalan-jalannya nih?"

Ibu hanya tertawa.

Ibu: “Eh, bapak uda pulang tuh. Udah dulu, fa. Ya pokoknya ufa banyak doa, yang sabar aja fa. Ya?’

Aku: “Iya bu. Insya Alloh. Alhamdulillah jazakillahu khoiro, ya, bu”


Telepon kututup, dan aku masih berpikir. Tentang sakit ini, benar ini adalah cobaan. Yang namanya cobaan, tentu Alloh punya maksud mengapa aku dicoba seperti ini. Bisa jadi aku punya suatu kesalahan atau dosa, lalu Alloh memperingatkanku lewat cara aku disakitkan. Barangkali pula, ini adalah salah satu ujian kesabaran. Sejauh mana aku bisa sabar. Andaikata ini memang ujian kesabaran, aku ingin lulus dengan nilai yang baik. Maksudku, walau kulewati dengan susah payah, aku mau kesabaranku nanti bisa berbuah menjadi hal-hal lain yang baik.

Catatan Sakit Mata: "Beban Akumulasi"

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 26, 2011 0 Comments
Kira-kira ini sudah hari ke-11 semenjak aku dicoba sakit mata. Awalnya hanya gatal dan berair, kupikir dalam waktu tiga hari sakitku akan sembuh. Tapi hingga hari pertama UTS, kira-kira hari ke-5, sakit mata itu tak kunjung berakhir. Aku juga baru bilang pada Bapak kalau mataku sakit ketika beliau menanyakan kesehatanku. Akhirnya Bapak menyuruhku memeriksakannya ke dokter.

Sampai di poliklinik kampus, aku ditolak karena sakitku sudah cukup lama. Akhirnya aku mengunjungi dokter spesialis mata di rumah sakit . Dokter bilang sih itu hanya infeksi biasa, hanya saja kemungkinan aku bakal menderita selama dua minggu dan mataku kemungkinan akan tambah bengkak, tambah merah dan tambah pedih. Sepertinya prediksi dokter mulai menjadi kenyataan. Puncaknya, hari Rabu kemarin mataku sebelah kanan membengkak dan sama sekali nggak bisa melek. Aku jadi kesulitan belajar sementara aku masih harus menghadapi UTS.

Selama seminggu aku telah menyabar-nyabarkan diriku. Aku membesar-besarkan hatiku sendiri untuk menerima sakit ini sebagai cobaan dari Alloh dan berusaha untuk tidak mengeluh. Walaupun sakit dan menderita, aku berusaha menyimpannya sendiri, aku tetap tersenyum dan bilang semuanya akan baik-baik saja ketika orang-orang menanyakan keadaanku, begitu pula dengan ibu dan bapak yang menanyakan keadaanku. Aku nggak ingin membuat mereka khawatir. Jadi setiap kali mereka menanyakan keadaanku, aku selalu bilang, "Alhamdulillah, uda baikan kok."

Mungkin karena akumulasi beban yang kusimpan sendiri ditambah kekhawatiranku akan ujian yang akan kuhadapi akhirnya aku mengirim sms pada ibu dan bapak.

"Pak, bu, amsol doain ufa biar ufa bs ngerjain uts kali ini. Soalnya kemarin ufa ga belajar sama sekali. Mata ufa gabisa dibuka yg sblh, jd susah banget utk dipake belajar, baca sedikit lgs pusing. Doain jg spy mata ufa cepet sembuh. Duuh, pengen nangis ufa, menderita gini TT_TT
Jazakumullahu khoiro ya"

Bagaimana reaksi Ibu dan Bapak? Baca di episode selanjutnya! :D

Thursday, November 3, 2011

Belajar Akuntansi

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, November 03, 2011 2 Comments
Oleh Daljono

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan kegiatan belajar. Ada orang yang cukup dengan memperhatikan secara saksama ketika dijelaskan, mereka sudah langsung menguasai materi yang disajikan tanpa harus belajar lagi. Ada pula mahasiswa yang belajar dengan cara membaca buku berkali-kali, namun tidak menguasai materi. Ada juga yang dalam membaca buku harus mencoret dengan starbilo warna. Sampai - sampai buku yang semula putih bersih menjadi full color. Ada juga yang menggaris bawahi setiap kata penting yang ia temukan di textbook. Seolah-olah ia tidak percaya kalau seluruh baris tulisan kalimat di buku itu sudah lurus. Karena semua kalimat dalam buku yang dibaca adalah penting, maka dari awal sampai akhir buku menjadi bergaris. Yang lebih heboh lagi, adalah..... jurus baca mantra. Dengan jurus baca mantra ini mereka membaca catatan kecil secara berkali-kali. Definisi – definisi, rumus –rumus, dsb akan dibaca (diucapkan) berkali –kali dimanapun, kapanpun, .... nah, persis orang baca mantra kan!

Pagi yang Menampar

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, November 03, 2011 0 Comments
Akhir-akhir ini rasanya aku seperti kena banyak sindir. Mungkin selama ini aku kurang instrospeksi kali, ya. Terlalu banyak galau dan terkesan omdo.
 Pagi ini aku membaca status temenku. Yang namanya status, can be for her/ himself, can be for somebody. Tapi Status temenku yang satu ini bener-bener nampar Plakk!! Pedes, langsung kena! Jlebb. Komplit!

logikanya.. pentingan mana antara galau ama tugas... galau gak bakalan nolong lu lolos dari DO (DROP OUT) disini #diperjelas .. sedangkan tugas bisa nambah nilai aktifitas... so just do something 'materials' guys .

What I was doing selama ini tuh immaterial banget. Yah, walaupun kadar antara tugas dan galau yang ada dalam diriku mencapai balance, tetep aja, memalukan sekali menyadari bahwa apa yang selama ini kulakukan ternyata nggak banyak bawa manfaat. Shame on me!

COST CONCEPTS AND THE COST ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, November 03, 2011 0 Comments

The Cost Concept
Cost: Harga perolehan (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat.

Expense:
Jumlah penurunan asset / kenaikan liabilities berkaitan dengan penyediaan barang/jasa.
Arus keluar barang/jasa yang ditandingkan dengan revenue .
Semua cost yang terpakai yang akan dikurangkan dari revenue.

Membeli 2 buah buku @ Rp 1.000
Cost: 2 x Rp 1.000 = Rp 2.000
Expense = 0
Assets tidak berkurang hanya berubah kas menjadi buku
1 buah buku dijual  seharga Rp 1.500
Revenue: Rp 1.500
Expense:  Rp 1.000
Income :  Rp    500

Assets berkurang

Semua expense adalah cost, tetapi nggak semua cost adalah expense.

MANAGEMENT, THE CONTROLLER, AND COST ACCOUNTING

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, November 03, 2011 0 Comments

MANAGEMENT


LEVEL

Executive
Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Pembelian, Direktur Keuangan, Direktur Akuntansi, Direktur Produksi
Middle
Kepala Departemen/ Bagian, Manajer Divisi, Manajer Cabang
Operating
Supervisor

Planning
Jenis
Sifat
Contoh
Level


Strategic
strategis
the least quantifiable
irregular interval
unsystematic process
fokus eksternal

Gimana perusahaan di masa yang akan datang
Produk
Pelanggan


Executive

Long-range
jangka 3 – 5 tahun
quantifiable
regular interval
Rasio keuangan yang ditargetkan

Middle


Short-range
jangka 1 tahun
highly quantified
regular interval (bulanan, tahunan)
systematic process
fokus  internal

Cost Budget
Cash Budget
BudgetedFinancial Statement



Organizing
Menyiapkan framework/kerangka kerja.
Mencakup:
1. pembentukan struktur organisasi
2. pembagian tugas
3. pengaturan hubungan antar bagian

Control
- Usaha sistematis untuk mencapai tujuan.
- Membandingkan output actual dengan rencana dan mengadakan perbaikan yang diperlukan.

What You Think is What You are

Posted by » Nabila Sumargono at Thursday, November 03, 2011 2 Comments
11.0X. Saatnya menghadiri kelas Perpajakan 1. Karena sejak sehari sebelumnya Galih Ketua Kelas kami sudah mengirimi jarkom kalau hari ini bakal full kuliah dari pukul delapan sampai setengah lima, kupikir hari ini akan sangat melelahkan dan membosankan.
google
Ya, di pertengahan hari itu aku menyangka aku nggak bakal bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Tapi siapa sangka, begitu selesai mengabsen mahasiswanya satu persatu, Pak Jimmi dosen kami tiba-tiba bertanya, “Siapa yang hari ini sedang bahagia?”
Satu pun dari kami nggak ada yang menjawab. Aku dan teman sebangku-ku Agustin hanya saling pandang.
“Siapa yang hari ini nggak bahagia?” karena nggak ada yang jawab, Pak Jimmi mengubah pertanyannya.
Still, no answer. Tapi beberapa teman mulai nggremeng. Ada yang bilang bahagia, ada yang bilang nggak. Aku sih, bahagia nggak bahagia. Err.. gimana yah

Tuesday, November 1, 2011

Catatan Seorang Underachiever

Posted by » Nabila Sumargono at Tuesday, November 01, 2011 0 Comments
Rasanya baru kemarin sore aku menggalau karena IPK tingkat 1 nggak muncul-muncul. Memang hanya rasanya, karena sekarang sudah minggu keenam kuliah tahap 1 Semester 3. Masya Alloh. Tiga-dua minggu lagi UTS loh!  Waktu memang begitu cepat berlalu.
Oya, dulu pas tingkat 1, kata kakak-kakak tingkat, mata kuliah di tingkat 2 yang lumayan bikin teler salah satunya Akuntansi Biaya. Nah, sekarang aku kan udah tingkat 2 nih. Aku ceritain ya, waktu awal-awal ngikutin mata kuliah ini, alhamdulillah aku bisa ngikutin. Karena masih teori-teori. Nah, sejak minggu keempat, aku mulai panik karena emang bener, kalo kita miss sedikit aja, putus di tengah jalan, materi-materi ke belakang jadi nggak ngerti. Dan kayaknya sekarang aku berada di sana, di titik dimana aku nge-blank.
google

 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review