Dear Ufa,
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirimu, apa yang menemuimu, apa yang merintangimu, dan apa pula yang membantumu menjalani hidup yang akan datang. Dua tahun kedepan ini, kau akan menempuh jalan berliku untuk sampai pada Yudisium dan Wisuda. Walau ‘sekadar’ ilmu dunia, tak salah kan aku ingin kau sukses meraihnya agar kelak hidupmu terukir kebahagiaan dan mengukir kebahagiaan untuk orang lain dengan prestasi duniamu. Meski sempat tersandung, aku ingin kau bangkit dan melanjutkan perjalananmu dengan lebih baik lagi.
Ketika kau berbicara, ingatlah masa-masa ujian dimana kau merasa perkataan dan omong kosongmu selama ini tak membantumu dalam ujian.
Ketika kau malas belajar, ingatlah masa-masa ujian dimana kebodohan dan ketidaktahuan begitu terasa mematikan.
Ketika kau merasa bukumu begitu membosankan, ingatlah masa-masa ujian di mana kau menyadari bahwa buku itulah jawaban semua soal, lalu kau menyesal karena tidak kau tekuni dengan serius.
Ketika kau menyia-nyiakan waktu luangmu, ingatlah masa-masa ujian dimana kau tak dapat berbuat lebih banyak lagi untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ketika kau merasa Allah tidak adil, ingatlah Allah masih memberimu kesempatan mengikuti ujian di kampus tercintamu untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.
Bersyukurlah. Tidak semua temanmu mendapatkan apa yang kau miliki. Bersyukurlah karena kau bisa berada di tempat di mana kau berada sekarang. Bersyukurlah karena kau bisa menyandang jas almamater kebanggaan. Bersyukurlah karena kau memilki takdir yang baik. Bersyukurlah…
SK, 16-08-11
15.34
Wednesday, August 17, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment