Ini adalah game pembuka acara inti yang dilaksanakan pada
acara Makrab FKMJ. Panitia telah menempel dua buah logo PPM (Pondok Pesantren
Mahasiswa) di area Majelis Ta’lim, dan tugas kami adalah menemukan lokasi logo
tersebut tertempel. Teknisnya, kami hanya perlu mencari di mana logo itu, tanpa
suara, tanpa kode-kode apapun. Jadi kita ngga boleh ngasih tau satu sama lain.
Oh iya, Agil dan Dewi malah sudah mengetahui di mana logo
tersebut tanpa harus beranjak dari tempat duduk mereka. Mungkin emang lucky
mereka. Dan, wah, beberapa temen sudah kembali ke tempat duduk mereka sambil
senyam senyum.
Melihat temen-temen yang berhasil menemukan logo, aku jadi sedikit
gugup. Aku pun menyisir area dimana konon logo itu berada. Aagh.. di mana sih??
Aku meneliti dinding-dinding, tempat sampah, pojok-pojok, bahkan mobilnya Pak
Dawai dan motornya Mas Adam tak luput dari perhatianku. Aku berusaha menajamkan
penglihatanku tapi aku tetap nggak bisa menemukan logo itu. Mana teman-teman
sudah banyak yang kembali ke tempat duduk dan manasi-manasin. Makin gugup tau.
Di tengah pencarianku (kedengeran aneh nggak sih), aku teringat
kisah Donal Bebek dan Untung. Mereka berdua diberi koran yang sama dan diminta
mencari sebuah iklan tertentu. Tau sendiri dong, Donal ini nggak pernah mau
kalah dari Untung tapi kenyataannya si Untung emang selalu beruntung
mengalahkan Donal. Nah, ketika pertama kali diberi koran, Donal langsung
membuka halaman pertama dan mencarinya dengan sangat teliti. Ia menelusuri
setiap halaman namun tidak menemukannya. Si Untung? Dia tenang banget dan
merasa hidupnya selalu beruntung. Dia yakin, sekali buka koran, dia bakal
nemuin iklan itu. Dan ternyata hal itu terbukti, Untung bisa mengalahkan Donal
dalam mencari iklan itu.
Si Untung alias Gladstone Gander |
Nah, aku pun meniru pemikiran si
Untung. Aku berpikir, malam itu aku akan merasa beruntung kalo bisa menemukan
logo itu dalam sekilas pandang. Aku kemudian berimajinasi, pasti lega banget
deh nemuin logo itu. Aku mulai tenang. Dalam hati aku berkata, “Aku ini orang
yang beruntung. Hei logo, kamu ada di mana sih?”. Lalu aku membalikkan badan
dan entah kenapa mataku langsung tertuju pada tempat sampat di dekat rumahnya
Bu Ina. And, voila! Alhamdulillah, ketemu cyiin! Asli ya, lega banget!
Alhamdulillah! Dan yang paling seru adalah ketika aku duduk, temen-temen yang
ngeliat aku tuh jadi panik. Karena ditanya, nggak mungkin aku cuek kan, jadi aku
bilang sama mereka, “Coba dipanggil, siapa tau ketemu.” Dan apa hasilnya
sodara-sodara? Si Anis nguber-nguber
kucing, “Puss..puss!” Haha, dia kira logonya ada di kucing. Pengen
guling-guling ketawa tapi tempatnya nggak comfy euy buat guling-guling.
Kita yang bisa menerima hidayah menetapi agama islam ini jauh lebih beruntung daripada si Untung ini :) |
Finally, ada tiga orang yang ngga bisa menemukan logo itu
dan terpaksa dihukum. Aku nggak terlalu memperhatikan hukumannya apa, denger-denger sih nasihat
ala stand-up comedy gitu. Tapi semuanya berusaha menonjolkan stand-up
comedy-nya. Ada yang berhasil kayak Dani Nu, walopun rada ngaco, tapi ceritanya
unpredictable, jadi aku suka dan berhasil ketawa (emang pembawaannya dia udah
lawak juga kali). Ada yang gatot dan ada juga yang malah curhat. Well, stand-up
comedy mah emang harus dari jiwanya yang punya sense of humor yang tinggi. Kalo
aku disuruh maju juga, mungkin aku ngga bisa.
Abis itu, Mas Adam sebagai pembawa acara bertanya pada kami,
apa sih pelajaran yang bisa diambil dari permainan tadi. Kami pun menjawab
bersahutan, nggak ricuh, gantian pastinya. Menurut kami, pelajaran yang bisa
diambil dari permainan itu adalah (1) kejujuran, (2) kesabaran, (3) ketelitian,
(4) ketoatan (dalam ngikutin instruksi, aku termasuk yang belum toat, masih bersuara :P).
Mas Adam lalu menambahkan pelajaran yang bisa diambil, yaitu
(5) pantang menyerah. Soalnya dia bilang dia ngeliat ada yang belum nemuin,
tapi udah nyerah dan malah duduk.
Sebenarnya aku juga mau nambahin sih. Yang pertama, yaa..
itu, tentang keberuntungan. Atau bahasa religiusnya “qodar baik”. Faktor x
seperti itu mau tidak mau mempengaruhi setiap langkah kita kan.
Yang kedua adalah tentang keyakinan. Entah kenapa aku
percaya, ketika aku meyakini bahwa aku akan dengan mudah menemukan logo itu,
seakan-akan Allah menjawab keyakinanku, hehe. So, yakinlah dengan hal-hal yang
baik, insya Allah, hidupmu akan baik seiring dengan keyakinan baikmu. Ada
dalilnya juga kan?
Yang ketigaa… nah, ini spesial banget nih buatku. Aku nggak
nyangka aja punya ilham kayak begini Perhatiin ya. Dari permainan ini, aku
menyimpulkan bahwa pertolongan Allah itu deket banget, tapi kita sering kali
nggak sadar. Di game tadi, aku berulang kali ngelewatin tempat sampah itu lho.
Tapi aku ngga jeli.
Gambarannya sama seperti ketika kita ada masalah, cobaan,
musibah. Kita udah berusaha dan merasa usaha kita udah maksimal. Kita lalu
putus asa padahal jawabannya, solusinya, itu ada di sekitar kita, ngga
jauh-jauh alias tinggal selangkah dua langkah lagi.
Atau kalau masih bingung, aku kasih gambaran lain deh. Kamu
yang sering baca novel-novel teenlit, chiklit, atau yang demen nonton ftv pasti
sering banget kan nemuin cerita tentang seseorang yang berusaha menemukan
seorang pasangan atau kekasih sampe berpetualangan jauh, berusaha mati-matian
mendapatkan seseorang, padahal jodohnya itu ternyata adalah temennya sendiri,
seseorang yang udah dikenalnya dengan baik, tapi dia baru nyadar di akhir-akhir
cerita.
Intinya apa? Sometimes, pertolongan Allah itu hanya bisa
dilihat dengan mata yang tidak biasa. Bukan sekedar penglihatan yang biasa kita
gunakan, tapi dengan mata hati. Dan itu semua berproses. Boleh jadi walaupun
jawaban Allah atas problematika kehidupan kita sebenarnya ada di sekitar kita,
tapi untuk membuka mata hati, diperlukan jatuh bangun, pengorbanan, sakit hati,
gagal, pembenahan sampai kita benar-benar mengerti apa maunya Allah.
Ketika aku melihat Anis atau Novia yang mulai panik karena
nggak kunjung menemukan logo itu, dalam hati aku berkata, “Ih, barusan logonya dilewatin.
Masak nggak ngeh?”
Barangkali itu juga yang ‘dikomunikasikan” Allah pada kita.
Ketika kita memiliki masalah, Allah sudah memberi solusinya pada kita, tapi
kita nggak ngeh. Jadi, jangan sampai kita merasa Allah itu nggak adil sama
kita. Barangkali memang diri kitalah yang belum peka dengan pertolongan Allah.
Ya, aku ngeshare gini juga bukan berarti aku udah paham dan
udah bisa mengerjakan apa yang aku katakan tadi. Sama, aku juga berproses kok. Aku
juga sering banget lalai. Setidaknya, dengan tulisan ini, andaikata aku
mengalami masa-masa sulit dan mulai kehilangan pegangan, aku harap tulisanku
ini bermanfaat untuk mengembalikan keyakinanku pada pertolongan Allah. Lebih dari
itu, aku juga ingin kamu pun merasakan manfaatnya. Walaupun bahasaku nggak
karuan, aku harap kamu yang sedang membaca tulisanku bisa menerima pesan yang
hendak aku sampaikan.
Well, permainan ini sangat berkesan di hatiku (lebbbuay). Memang
permainan ini tidak didesain untuk mencari pemenang, tapi permainan ini
meaningful banget!
Eh, enggak ding, yang
meaningful banget itu kamyu di hatikyuuh! (Jiaaah…. Malah ngegombal!)
0 Comments:
Post a Comment