“Aku mungkin cantik, mungkin pintar. Tapi aku merasa tak berarti, bahkan untuk diriku sendiri.”
Ia menceritakan segalanya. Ia merasa terasing dengan kehidupannya. Ia merasa dinomorduakan. Teman-teman berkumpul dengan kumpulan mereka sendiri. Sayangnya, ia tak memiliki kumpulan teman seperti itu.
“Aku ingin berteman dengan semua orang, orang-orang di sekelilingku. Ya, aku bisa berteman dengan mereka. Tapi... aku tak bisa menjadi bagian dari hidup mereka
Saat ini model pergaulan yang seperti itulah yang dianut orang muda. Ia mengikuti kata hatinya, bergaul dengan semua orang. Tapi ia gagal menerobos tabir-tabir itu. Ia tak mampu mengikuti kebiasaan mereka..
Apalagi—dengan berjiwa lapang—ia menceritakan keadaan finansialnya yang mungkin tak sebaik diriku. Aku tak menyangka, perempuan anggun, berhasil dan berkarakter itu dengan wajah sendu tapi tenang menceritakan hal yang—setahuku—semua orang malu menceritakannya.
“Ayahku tak berkerja lagi sejak saat itu. Dan... itu artinya, study-ku akan hancur kalau tak kuperjuangkan sendiri...”
“...”
“... aku bekerja menyedot toilet orang.”
Aku tak menatapnya sedetikpun.
Ia kemudian tertawa, “Kau tahu, aku belajar dan makan dari kotoran orang. Tapi itu lebih baik....”
Aku terdiam.
“Yeah, show must go on! Aku harus terus mengikuti arah hidupku walau menyakitkan. Lagipula, nobody is perfect!
Aku terus mengunyah, barangkali ia juga mengunyah. Aku merenung, barangkali ia juga merenung. Aku menyesal, tetapi ia tidak.
Aku tidak berani menatap wajahnya.
Thursday, May 7, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 Comments:
Untuk tulisan yang paling atas tu, terlalu narsis deh kayaknya, kayaknya sih. he3
Tapi kalau misalnya untuk masalah pendidikan aku rasa untuk sekarang ada keadaannya jauh lebih baik dari masa-masa yang lalu, sudah banyak universitas yang menawarkan banyak sekali beasiswa, tinggal pinter-piternya ja kita ngambil kesempatan itu. Misalnya unutk masuk pertama kali 3 universitas terbesar di Indonedia sudah menawarkan program yang sangat bagus. UGM punya PB yang memberikan beasiswa full, ITB juga punya program beasiswa full untuk 50 kursi, UI punya BOP-B yang kewajiban membayar sesuai dengan kemampuan orang tua. Terus di sekiatar Universitas2 juga banyak bimbel yang bakal menawarkan part time dengan gaji yang lumayan. Pokoknya tetap semangat lah. OK
Post a Comment