Saturday, November 26, 2011

Catatan Sakit Mata: Ada yang Terlupa

Posted by » Nabila Sumargono at Saturday, November 26, 2011
Kemarin malam ada pengajian yang harus kudatangi. Mau ngga mau, aku harus datang walau dengan mata diperban. Sebenernya aku mau kok datang ke pengajian. Yang ngga mau, orang-orang jadi pada tau kalau aku sakit.

Betul kan, ibu-ibu di pengajian banyak yang menanyakan mengapa aku bisa seperti ini. Ya kalau ditanya mengapa, aku ngga bisa jawab. Dokter mungkin lebih tau, dan tentunya Alloh yang paling tau ya, hehe. Sebenarnya aku benci kalau banyak yang tau bahwa aku sedang sakit. Tapi, menurutku perlu juga sih memberi tahu orang lain kalau kita sedang sakit, maksudnya makin banyak yang tau, makin banyak yang mendoakan kita supaya cepat sembuh. Ya, ambil positive things aja lah.

Esok paginya aku terbangun dengan kaget. Innalillahi, aku ga bangun malam. Kebiasaan kalau lagi ngga solat, bangun malam pun ketinggalan.

Aku membuka ponselku. Teringat pukul sebelas malam Mas Gin sepupuku menelepon dan “mengintrogasi” keadaanku. Wajarlah kalau ia banyak bertanya dan sangat cerewet, saat ini memang dialah saudara yang paling dekat dan paling sering kumintai tolong, sementara kali ini aku ngga bercerita apa-apa dengannya tentang sakitku ini.
Kemudian aku melihat beberapa sms dari teman-teman, masih, menanyakan keadaanku. Namun yang menarik perhatianku adalah sms dari nomor yang tidak dikenal. Dari bahasanya sih, kelihatannya aku tahu siapa orangnya. Tapi itu tidak terlalu penting lah.
Bunyi pesannya seperti ini.
Assalamualaikum, fa, bu Tarmiji nyuruh kmu banyakin baca doa minta kesehatan badan (di mukhtaru da’wat hal 29) biar mata kmu cpt sembuh..
Aku kemudian membuka mukhtaru da’watku dan kubuka halaman 29 itu.

“Ya Alloh, ternyata ufa udah manqul!” begitu yang terucap dari mulutku. Bukannya langsung membaca doa yang ada di muhtaru da’wat itu, aku malah termenung.

Aku melihat mukhtaru da’watku telah terisi, itu artinya aku sudah mengetahui ilmunya. Tapi yang selama ini terjadi, aku hanya sekedar mengetahuinya saja, bahkan cenderung lupa. Sementara bukankah bagian terpenting dari mencari ilmu adalah ketika kita mengamalkannya?

Pikiranku semakin tidak karuan. Apakah ini maksudnya mengapa aku disakitkan? Supaya aku ingat tentang mengamalkan ilmu-ilmu yang telah kudapatkan?
Akhirnya sepagian itu aku membaca doa tersebut berulang-ulang.


 اللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي جَسَدِي وَعَافِنِي فِي بَصَرِي وَاجْعَلْهُ الْوَارِثُ مِنِّي لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللهُ رَبِّ الْعَرشِ الْعَظِيْمِ وَلْحَمدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ٭ رواه الترمذى


Entah mengapa selama sakit aku merasa lebih religius daripada biasanya. Walau bagaimanapun tetap kusyukuri, karena selama sakit aku jadi diingatkan akan banyak hal. 

Alhamdulillah, selama sakit aku mengambil banyak pelajaran. Mudah-mudahan teman-teman yang membaca catatanku kali ini juga dapat mengambil hikmahnya, tanpa harus mengalami sakit sepertiku.

Oya, walau aku tidak membalas sms itu, kusyukuri Alhamdulillahi jazakallohu khoiro/ jazakillahu khoiro atau pengingatnya. Siapapun dirimu yang mengirimkannya. Juga kepada Bu Tarmiji yang telah mengingatkan untuk menbaca doa tersebut, saya syukuri Alhamdulillahi jazakillahu khoiro ya, Bu :D

0 Comments:

Post a Comment

 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review