Monday, August 15, 2011

Kebiasaan Baik? Bisa Kok! #1

Posted by » Nabila Sumargono at Monday, August 15, 2011
Mengajarkan anak akan kebiasaan –kebiasaan yang baik-baik memang susah-susah gampang. Ada kalanya kita harus pandai-pandai bermulut manis agar mereka tertarik dengan apa yang kita ajarkan. Ada kalanya pula kita harus tegas dan memaksakan kehendak. Nah kali ini aku punya beberapa cerita tentang mengajarkan anak—lebih tepatnya sih adik—untuk melakukan sesuatu yang baik-baik.

Dua hari pulang, aku emperhatikan kalau setiap berbuka puasa, Prama selalu punya banyak makanan. Balam dendam mungkin ya, karena puasa seharian. Aku berkomentar saja, “Jajanmu kok banyak sih, dek, uangnya banyak ya!”



Prama cuma nyengir kuda. Katanya itu uang dari bapak karena ia berhasil puasa sehari penuh.

Kataku lagi, “Daripada beli jajan kayak gini, mending uangnya ditabung to!”

“Prama punya tabungan, mba, “ balasnya, “dulu,”

Gubrakk!!

“Terus sekarang?”

“Uda dijajanin mba, abis,”

Lantas aku memintanya menabung, “Duitnya ditabung dek, nanti jadi banyak. Kalau uangnya uda banyak kamu kan bisa beli sepatu atau apa gitu, “

Manyun. Sepertinya Prama tidak terlalu suka ide menabung.

Tiba-tiba saja aku teringat simpanan receh yang iseng kupotret saat tidak ada kerjaan. Lantas aku mengambil ponselku.

“Nih, dek, mba juga punya tabungan, “aku memperlihatkan gambar di ponselku, tumpukan receh seratusan, dua ratusan, lima ratusan, seribuan, dan beberapa lembar uang bagus yang sengaja kusimpan.Hm, norak sih, aku juga sedikit malu melihat foto itu kembali. Tapi.. toh foto itu nyatanya memang manjur kan.

“Wiih, banyake mba!” serunya.

Foto yang kutunjukkan pada Prama
“Iya dong, mba kan tiap hari nabung dek,” kataku sombong. Dan seterusnya dan seterusnya aku mengiming-iminginya benefit of nabung.

Then what, besoknya serius dia menabung. Hari ketiga menabung ia lapor padaku, “Mba, uang Prama ada sembilan ribu empat ratus, mba..”

“Bilang apa? Alhamdu..”

“Lillah!” lanjutnya, “Mba, mba punya enam ratus ngga? Biar uangnya pas jadi sepuluh ribu. Ya mba? Enam ratus ya mba, mbaa”

Oh, mulai deh, merajuk!

Kataku kemudian, “Uangnya jangan diitung dek, biarin aja nanti tau-tau jadi banyak.”

Aku melihatnya begitu bersemangat sekali menabung. Lantas aku sampai pada kesimpulan bahwa mereka butuh contoh nyata untuk ditiru, bukan sekedar menerima perintah, menerima saran, rayuan. Seperti pada kasus ini, kalau saja aku tidak menabung, atau setidaknya aku tidak memiliki sesuatu untuk ditunjukkan padanya, mungkin ia tidak akan seantusias itu dalam menabung. well, mungkin ini yang disebut: “Action, not talk only!” :D
Tung itung..itung.. jangan diitung tabungannya dek!

Nah, hari ini tambah satu hikmah ya. Mudah-mudahan bermanfaat. Besok insya Alloh akan kubagikan satu cerita lagi, masih tentang adik-adikku dan bagaimana mengajarkan kebiasaan baik pada mereka.

SK, 12-08-11
22.05

0 Comments:

Post a Comment

 

IncrediBila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review