Ingin Kau Pulang
Di tempat yang tinggi
dari apartemen itu
Ia menelepon
Lalu didengarkannya suara merdu dari jauh sana
Suara lelaki yang ia amat kasihi
Getar itu cinta yang terpendam
Berbicara kepadanya setengah berbisik
Katakan kapan kau akan pulang
Tetapi saat ia mendengar
Sebuah tangis rindu yang tak terbalas di ujung sana
Ia harus menghapus air mata di pipinya
Dan berkata aku mencintaimu ibu
Akulah permata yang kaubanggakan
Putrimu pilar bangsa
Tanpaku, presiden tak dapat mengais rupiah
Sang ibu masih menyimpan air mata di hari senjanya
Aku tak butuh ringgitmu, sayang
Hanya engkau yang kuharapkan di sampingku
Akan kusisir lagi rambutmu
Dan kuberi pita merah
Seperti dulu
Lagi, sang kekasih membisikinya
Kembalilah, aku merindukanmu
Takkan kubiarkan kau pergi lagi sayang
Akan kukecup keningmu dalam keheningan malam
Dan kuberikan hanya padamu
Aku akan pulang
Aku pasti akan pulang, ucapnya getir
Tak perlu kau menantiku
Hanya sebut namaku dalam doamu
Lalu kau sambut kepulanganku dengan sejuta rasa
Cukup itu yang kumau
Takkan lagi aku meminta
Hatinya menjadi lega
Lalu terbang
Melayang mencari kedamaian yang dinantinya
28 Oktober 2009
di kegelapan yang awal
komentar pribadi:
terlalu polos, kaga ada majas2nya
sangat amat tidak bombastis
tapi lumayan, daripada berhenti nulis
Saturday, November 7, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment