Kamis, 22 Oktober 2009 kembali kelas XII IPA 1 bertemu Pak Har. Belajar Bahasa Indonesia lagi. Lalu ada sedikit ribut di luar kelas dan membuat beliau keluar kelas. Beliau kembali ke kelas dan bercerita bahwa siswa kelas XI protes keras dengan diadakannya kelas tambahan sore.
Lalu Pak Har memberikan komentar pribadinya. Beliau memang tidak seratus persen menyetujui tambahan pelajaran tersebut. Apalagi—imbuhnya—fakta menunjukkan kalau belajar paling lama haruslah selama 5,5 jam. Selebihnya?
“Waah, otakmu bisa-bisa korslet. Kalau korslet apa jadinya?”
Seluruh kelas diam.
“Hayoo, istilahnya apa? Moso’ ga ngerti istilahe?”
Akhirnya beliau menulis huruf kapital “A”
“A….” kelas akhirnya berbunyi.
Lalu, “F”
“AF…”
“Halah kesuwen..”
AFASIA. Beliau menulis kata tersebut di papan tulis.
Karena penasaran, aku Tanya mbah google mengenai afasia. Nah, aku akhirnya mendapat informasi mengenai afasia yang bisa aku rangkum dari www.aphasia-international.com. Tujuan website ini adalah untuk memberikan perhatian pada afasia. Juga untuk menstimulasi pendirian kelompok-kelompok kontak para penderita afasia. Ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya isolasi sosial para penderita afasia.
Para penderita afasia dapat mengalami gangguan berbicara, memahami sesuatu, membaca, menulis, dan berhitung.
Penyebab afasia selalu berupa cedera otak.
Pada kebanyakan kasus, afasia dapat disebabkan oleh pendarahan otak. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kecelakaan atau tumor.
Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu: terjadi penyumbatan pada pembuluh darah atau kebocoran pada pembuluh darah.
Penyumbatan:
Disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (trombosis)
atau penggumpalan darah (emboli) yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Dalam hal ini terjadi serangan otak.
Kebocoran:
Di pembuluh darah terdapat bagian yang lemah (aneurisma). Bagian tersebut dapat menjadi berpori-pori, selanjutnya mengalami kebocoran, bahkan pecah. Dalam hal ini terjadi pendarahan otak.
Para penderita afasia dapat mengalami kesulitan akan banyak hal. Hal-hal tersebut sebelumnya merupakan sesuatu yang biasa terjadi di kehidupannya sehari-hari, seperti:
• Melakukan percakapan
• Berbicara dalam grup atau lingkungan yang gaduh
• Membaca buku, koran, majalah atau papan petunjuk di jalan raya.
• Pemahaman akan lelucon atau menceritakan lelucon
• Mengikuti program di televisi atau radio
• Menulis surat atau mengisi formulir
• Bertelefon
• Berhitung, mengingat angka, atau berurusan dengan uang
• Menyebutkan namanya sendiri atau nama-nama anggota keluarga
Penderita afasia mengalami kesulitan menggunakan bahasa, tetapi mereka bukan orang tidak waras!
Nah, yang masih buat aku bingung, apakah over dosis belajar itu bikin afasia? Berarti kalau aku kebanyakan belajar, bisa bisa aku gagu, kehilangan sense of humor, ga bisa presentasi, atau lupa sama keluarga?
Kalau gitu nggak usah banyak belajar deh… nge blog aja..
6 Comments:
heh, meh ujian lho ya
templatemu semakin lama ok semakin berat yow,..
setuju ma "anymous said",..harus seimbang agar tidak overdosis belajar..
wow,,,templatenya dah ganti
q punya lagi,
http://deviantgallery.blogspot.com/
Makasih dah di follow
http://deviantgallery.blogspot.com/
mantapz nih salam sayang dari mbah gendeng
mbah juga punya nih afasia
deviant gallery dah tak tutup krn di tolak google,,hiks
Post a Comment