Cekidot!
Pada kuliah Akuntansi Pemerintahan pagi ini dosen kami, Pak Sutama Karta Suwita (ini nama asli beliau, katanya) alias Pak Amatus Ngotot (kata bapaknya gitu) alias Pak Totong Sutama (ini nama di jadwal yang dikasih sekre) punya cerita. Pada intinya sih ia mau bilang kalau di kampus kami, dosen itu segalanya. Artinya layak atau tidaknya kami meneruskan kuliah di sini tergantung dosen yang menilai.
Tapi jangan khawatir! Pak Totong*, begitulah beliau ingin dipanggil, ngasih tau kok bagaimana tolok ukur kelayakan kami. Menurut beliau, kelayakan seseorang dalam menjalani profesinya, bisa dilihat dari niatnya.
“Kalo kamu mau dibilang layak, minimal kamu harus punya niat,” kata Pak Totong sambil nulis kata N I A T di papan tulis. Uda gitu beliau gambar anak panah di sebelahnya.
“Niat itu berarti kamu ada komitmen di dalam hati, komitmen pada diri sendiri kalau kamu bisa dan layak. Nah, kalo kamu masih pengen kuliah disini, minimal kamu harus punya komitmen dong untuk bisa bertahan di sini,” kata beliau sambil nulis kata K O M I T M E N di sebelah anak panah.
Semua diem. Entah ngedengerin, entah pada ngantuk. Yah pokoknya diem semua. Si Wiwit di sebelahku uda tiga watt, kriyep-kriyep, siap padam.
Pak dosen ngelanjutin lagi, “Teruuus, yang kedua kamu itu harus punya kemampuan. Bla bla bla bla…”
Aku miss di sini, ga terlalu fokus dengan ceramah bapaknya. Akhirnya aku hanya merekam tulisan yang ada di papan tulis.
LAYAK
1. Niat --> KOMITMEN
2. Kemampuan --> KOMPETENSI
Trus poinnya apa?
Aku rasa yang ditulis bapak tadi uda cukup jelas. Kalo merasa pantas dalam suatu hal, kamu harus punya komitmen untuk sungguh-sungguh tenggelam dalam hal itu. Setelah itu kamu pun harus punya kompetensi dalam melakukannya. Tau kan, berarti kamu harus berkemampuan, harus punya skill. Gampangnya, kalo kamu ingin jadi akuntan, satu: kamu harus niat jadi akuntan, punya visi dan misi untuk apa jadi akuntan. Dan yang penting, kamu punya kemampuan untuk jadi akuntan. Kuliah jurusan akuntansi, belajar sampe kamu bisa.
Atau kalau kamu pengen jadi insinyur (sekarang yang ada sarjana teknik), perkayalah pengetahuan dan keterampilan kamu supaya kamu pantas jadi insinyur.
Dipikir-pikir, menerapkan konsep ini dalam hal percintaan bisa juga loh.. #eeaa
Buat sendiri analoginya ya, hehe
Sekian :)
10 Oktober 2011
13:03
*kalo ada yang tau artinya (terutama orang Medan), jangan ketawa yah XD
2 Comments:
pak totong objektif atau nggak sih?
wah, wallahu a'lam ya. menurutku sih beliau adil dalam ngasih nilai, dan selama ini nilai kami wajar-wajar aja, alhamdulillah :)
Post a Comment